Pacaran Awet Tanpa Bahan Pengawet

Med pagee semuaagghh... "alayguekumat"

Pertama-tama gue panjatkan puja-puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya lagh gue diberikan kesempatan untuk mengirup udara segar hari ini, sehingga bisa membuang pup gue di toilet kecil nan sederhana ini :|

Sebelumnya, gue himbau kalau lu ini seorang PEJO (PEmbaca JOmblo], mending lu jangan lanjutin baca deh, kasian tar kagak ngerti bahasa orang pacaran.. :P

Puup gue kali ini terispirasi dari perang dunia yang terjadi semalem antara gue dan doi. gue udah pacaran dengan doi kurang lebih sudah 2036 hari. Entah kenapa sampai sekarang gue belum menemukan cewek lain yang bisa menggantikanya. aiisss... :')

Apa mungkin memang doi jodoh gue? ataukah di detik-detik terakhir akan muncul seorang pengganti yang merubah rencana hidup gue dan doi. Pernah denger gak kalimat kayak gini :

Manusia boleh mempunyai rencana dan keinginan untuk masa depanya, tapi semuanya Tuhan yang menentukan.

Emang sih kata-katnya masuk akal, tapi gue rasa kalimat itu tidak cocok jika digunakan dalam kasus berpacaran. masak ampe cinta-cintaan diatur ama Tuhan sih? Pernah denger lagu nya DEWA19 gak? itu ada salah satu lirik nya mengatakan "atas nama Cinta saja, jangan bawa nama Tuhan".

Oke cukup!! jangan diperlebar lagi...

intinya, siapa sih yang nggak penget awet pacaran dengan doi nya masing-masing? namun apadaya jika ternyata tidak terjadi kecocokan yang mengakibatkan konspirasi hati dan labil ekonomi yang mengkudeta,,,,, 

lohh.. kok jadi vikinisasi?? -__-"
oke sekarang baru membahas judul..

Dari pengalaman gue selama 2036 hari pacaran, ada beberapa hal yang bisa gue rekomendasikan untuk menjadikan pacaran awet, dan tentunya tanpa bahan pengawet!

• Sesuaikan diri dengan pasangan

Maksud gue disini bukanlah menjadi orang lain. Lu harus tetep menjadi diri lu sendiri, kalau dari pertama lu udah menjadi orang lain agar disukai doi, niscaya perlahan tapi pasti jati diri dan sifat asli lu bakalan keluar. dan hal itu sudah pasti akan menjadi salah satu alasan yang bisa menyebabkan renggangnya hubungan lu dengan doi.

Trus penyesuaian diri yang gue maksud itu kayak gimana??.

Penyesuaian yang gue maksud disini adalah, masalah kedewasaan. gue yakin dalam hubungan pacaran pasti salah satu pasangan ada yang lebih dewasa dari pasanganya. Nah dalam hal ini, kedua belah pihak harus bisa saling menyesuaikan. Yang lebih dewasa jangan terus menuntut agar pasangannya bersikap lebih dewasa, berpikir lebih dewasa, dan bla..bla..bla.. lain yang lebih dewasa. Tidak mungkin anak orang yang pengalamanya lebih sedikit pengalamnya kita tuntut untuk lebih dewasa, karena dia belum mendapatkan pengalaman seperti yang sudah yang lebih dewasa dapat. Sama hal nya dengan adik 10 Thn dan kakak 18 Thn.. tidak mungkin kita memaksakan adik agar berpikir dan bersikap dewasa seperti kakak, karena adik belum pernah menjadi seorang kakak 18 Thn. sedangkan kakak nya dulu sudah pernah menjadi anak berumur 10 Thn.

Namun yang "kurang" dewasa juga mesti bisa belajar dari pasanganya yang lebih dewasa, jangan kaku dan tidak mau belajar dari pasangan nya yang lebih dewasa itu jika apa yang diberikan adalh untuk kebaikan bersama.

• Usahakan mengalah

Saat-saat paling membutuhkan sikap yang namanya MENGALAH adalah saat kita sedang bertengkar. gue udah ngebuktiin sendiri dengan pengalaman besarnya makna mengalah saat kita sedang bertengkar hebat layaknya Perang Dunia sekalipun. Cukup salah satu saja ada yang mau mengalah pasti pertengkaran sedikit mereda, APALAGI jika kedua belah pihak menyadari dan mau mengalah satu sama lain :)

jika diumpamakan, mengalah itu seperti air dan keras kepala itu ibarat bohlam. jika keduanya mau mengalah, maka ibarat air ditabrakan dengan air, mereka menyatu.! jika salah satu saja yang mengalah, maka seperti air ditabrakan dengan bohlam, air akan membasahi dan merangkul bohlam. Namun jika kedua bohlam ditabrakan. Ya.. hancur. Berusahalah untuk mengalah, karena mengalah itu indah... 

• Biarkan berjalan apa adanya

Berpacaran sebenarnya adalah masa-masa dimana kita mencoba untuk saling mengenal lebih jauh tentang diri pasangan kita. Kebanyakan orang menjadikan pacaran sebagai rutinitas yang selalu dan setiap harinya seperti itu-itu saja, sms, nanya udah makan?, udah mandi?, udah boker?, udah blablabla..

Ketika berada pada zona aman inilah pasangan merasa nyaman karena saling mendapatkan perhatian. Dan tentunya tidak ingin berubah atau keluar dari zona itu. Tapi nyaman tidak selamanya bagus, terkadang rutinitas pacaran yang setiap hari itu-itu aja akan menjadikan hubungan berpacaran menjadi gagal karena bosan. Biarkanlah hubungan itu berjalan apa adanya, tidak perlu ada batasan-batasan.. terutama batasan untuk berteman dengan orang lain. Jika kita percaya dengan pasangan kita, maka dia juga akan menghargai kepercayaan yang kita berikan. kecuali kalo emang doi bedebah dan tidak setia..

Jika ada pihak ketiga, keempat, atau kelima, jangan jadikan sebagai bahan untuk dipermasalahkan.. justru hal itu harus dijadikan motivasi dan tantangan agar kedua belah pihak bisa tetap kompak menjaga perasaan pasangannya masing-masing. Tantangan-tantangan sperti itulah yang akan membuat hubungan semakin kuat dan tidak mudah bosan. :)

Postingan ini hanyalah sharing pengalaman gue secara personal, tidak ada maksud untuk mengajarkan para senior-senior yang lebih mengerti masalah Cinta-Cintaan. Jika memang ada dari tulisan gue yang berguna silahkan digunakan, jika ada yang tidak sesuai silahkan sesuaikan dengan kondisi masing-masing...

Jadi, tidak ada lagi kata-kata semuanya Tuhan yang menentukan. Jika memang sesorang punya niat yang tulus dan punya keinginan yang kuat untuk menjaga hubungan dengan pasangannya pasti Tuhan akan memberikan jalan.

Terimakasih sudah berkunjung di blog gue.. SALAM TOKE!