Cinta Sejati III (Gadis lugu Anin)

Salam Hangat sehangat tai ayam buat pelanggan setia toilet gue ini :)

Pup gue kali ini spesial banget..

Kenapa spesial? apakah pup gue kali ini baunya wangi? atau pup nya bisa jadi obat? (-..

ngomong apaan sih gue..

Kali ini gue akan kembali ngeluarin cerpen yang berjudul Cinta Sejati III. Setelah bertahun-tahun gue mengalami sembelit kronis buat ngeluarin nie cerpen. Dan hari ini akhirnya gue berhasil ngebokerin seri terakhir dari trilogy Cinta Sejati ini. Perasaan gue legaa banget pokonya..

----------***----------

Ehh.. ngemeng-ngemeng.. diantara lu semua yang sedang baca sekarang, masih belum ngikutin Cinta Sejati I dan II ya?? kalo belum, mending lu baca dulu sana!! nih gue kasi link nya... Cinta Sejati I | Cinta Sejati II

Ntar kalo udah lse baca I dan II balik lagi ke sini yaaaa!!!

Truss, buat yang udah pernah baca, dan udah kebelet baca seri terakhir dari Cinta Sejati, Oke,, buruan ambil tissu dulu sebelum air mata kalian ngebanjirin toilet gue...

----------***----------

Kisah ini dimulai di sebuah kos-kosan, ruang kos nya agak sempit, tapi lebih besar lah dari toilet gue ini..

Suasana rumah kos cukup ramai, karena dipenuhi oleh anak-anak kuliahan.

Ini adalah kisah Anin, seorang gadis lugu, adik dari Intan (Cinta Sejati I). Jadi ceritanya gue sedikit flash back nie krng.. maklum, gue kesulitan nyari tokoh akibat tragedi mati masal di Cinta Sejati II, hahaha..

----------***----------

Anin adalah mahasiswi di salah satu Universitas Negeri di Indonesia. Di Universitas tersebut Anin mengambil jurusan akuntasi. Diapun kuliah sambil kerja di cafe buat bayarin kuliah dan kehidupanya sehari-hari. Begitu berat hari-hari yang ia lalui. Dari pagi ampe siang Si Anin kuliah, trus sorenya langsung kerja ampe larut malem, belum lagi tugas-tugas kuliah yang segambreng yang mesti dia selesaein buat besoknya...

----------***----------

Selasa ini, Anin kuliah seperti biasa.. dia berjalan kaki sejauh 2 Km menuju kampusnya. Tak pernah sekalipun ia mengeluh akan rasa letih yang ia rasakan. Sepanjang perjalanan, banyak kendaraan berlalulalang di jalan yang ia lewati. Jembatan penyebrangan yang di buat untuk membantu orang menyebrangi jalan letaknya sangat jauh, sehingga Anin terpaksa menyebrang di jalan raya tanpa adanya tempat penyebrangan. Meskipun itu sangat beresiko, namun ANin terpaksa melakukanya agar tidak terlambat kuliah.

----------***----------

Pada hari itu, saat Anin hendak menyeberang, sebuah truk melaju kencang tepat ke arahnya!. Beruntung supir truk yang agak mengantuk itu cepat sadar dan berhasil memalingkan kendaraanya kembalike lajur yang benar. Anin spontan berteriak saat itu. Tak terasa garis hidup dan mati saat itu sangat tipis. Tangan dan kakinya masih gemetaran saat tiba di kampus. Hp nya pun berdering, segera ia buka tas nya untuk mengambil Hp dan langsung ia jawab dengan nafas yang terengah-engah.

Tak tahan dengan berita yang ia terima dari nomor yang tidak ia kenal, air matanya pun menetes. Ternyata si penelepon mengabarkan kalau kedua orang tuanya mengalami kecelakaan. Ibunya meninggal di tempat dan ayahnya belum sadarkan diri. Aninpun segera pulang dan berkemas-kemas untuk menengok orang tuanya ke Rumah Sakit. Setelah keluar dari kamar jenazah dan bertemu dengan dokter yang menangani ayahnya, Anin langsung tergulai lemah di sudut ruang tunggu ICU.

Seorang anaka malang yang kini menjadi anak piatu dengan kondisi ayahnya yang masih digaris hidup dan mati. Entah berapa lama ia harus menunggu ayahnya sadar. Air mata Anin tak henti-hentinya mengalir dan membasahi pipinya. Perasaanya tidak karuan, kakak nya Intan yang sudah tidak diterima lagi oleh keluarga karena hubungan nya dengan Ryan samasekali tidak tahu dan mau peduli lagi dengan kedua orang tuanya. "kakak intan.... kakak dimanaa?? tolong Anin kakak, Anin gak tau harus gimana..." rintih Anin dalam hati sambil menahan air matanya yang semakin deras. Berulang kali Anin berpikir kenapa dia saja yang pagi ini tertabrak truk dan menggantikan ibunya. Namun Tuhan mungkin punya rencana lain untuknya.

----------***----------

Untuk membayar biaya Rumah Sakit Ayahnya, Anin pun berniat meminjam uang dari bos nya di cafe tempat ia bekerja. Belum sempat mengutarakan maksudnya, ia sudah dipanggil oleh bos nya dan diberikan pesangon. Ia dipecat karena sudah satu minggu tak masuk kerja demi merawat ayahnya. Apa mau dikata, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Ia pun tergulai menangis di depan cafe. Tak sepatah katapun keluar dari bibirnya. hanya air mata yang terus menetes membasahi pipinya.

Hingga datanglah seorang pria pelanggan cafe tersebut menghampirinya.Pria itu bernama joni.

"Mbak, mbak kenapa nangis??" tanya Joni

Anin hanya mengelengkan kepalanya...

"Mbak pegawai di cafe ini kan?? Saya sering merhatiin mbak kalo lagi makan disini. Mbak lagi ada masalah yah? Coba cerita sedikit sama saya, kali aja saya bisa bantu."

Anin kemudian menceritakan kejadian yang ia alami kepada Joni. Akhirnya Joni pun memberikan pinjaman uang ke Anin. Joni sangat baik, dia selalu menemani dan menguatkan Anin untuk merawat Ayahnya. Semenjak itulah hubungan mereka berdua akrab, dan tak jarang Joni  mengantarkan Anin pulang ke kos nya.

   

----------***----------

Pada suatu malam, Joni mengantarkan Anin pulang ke kosnya. Jonipun singgah sebentar untuk menikmati teh yang dibuatkan Ainun sambil menonton acara TV. 
"Jon, tunggu yah.. aku mau ganti baju dulu ke WC." kata Anin pada Joni.
"Iyaaa.. jangan lama-lama yaah!" jawab Joni sambil meneguk teh nya.
Tak berapa lama, Aninpun keluar dari kamar mandi mengenakan baju yang agak seksi dan transparan. Mereka pun melanjutkan perbincangan sambil menonton TV.

Malam mulai larut, sesekali melirik ke arah tubuh Anin membuat Si Joni tidak kuat melihat paha mulus Anin. Tiba-tiba Joni mulai beraksi...

Joni mencoba untuk membaringkan tubuh Anin. Anin yang mulai curiga dengan gelagat Joni yang tidak biasa itu, langsung meronta dan melakukan perlawanan. 
"Jangan Joniii...!!"
Bukanya nurut, Joni malah semakin mejadi jadi. Anin terus meronta-ronta dan memberikan perlawanan. Tak ingin Anin beteriak, Joni kemudian mendekap mulut Anin dengan tangan kirinya. Sayang sekali tubuh Anin tidak mampu lepas dari Badan kekar Joni. Jelas sekali kekuatan pria masih lebih kuat dari wanita. Joni kemudian merampas pakian bawah dari Anin. Anin mencoba melawan, tubuhnya bergeliat, kakinya mencoba menendang-nendang Joni demi mempertahankan kesucianya!!
Namun sayang perlawanan Anin akhirnya  berakhir saat.....

Jebreeeettttt!!! Jebreeetttt!!!!!!! Jebreeeeettttt!!!

...
...
...
...

begitulah.. suara komentator sepakbola yang terdengar dari TV yang ada di ruangan itu. Sontak mereka berdua pun hening dan menatap ke arah TV. Ternyata pada saat itu Tim Nasional Indonesia berhasil menjadi Juara AFC Cup U19. Mereka berdua pun terharu dengan perjuangan anak-anak garuda muda. Malam itupun mereka akhiri dengan tangis haru dan sujud syukur atas kemenangan Tim Nasional Indonesia.!

Sekian :)